27 Juni 2011

Gaji TKI sama dengan UMR indonesia

JK: Gaji TKI di Arab Saudi Nyaris Sama dengan UMR
Susi Fatimah - Okezone
Jum'at, 24 Juni 2011 08:25 wib
1 32Email0
JAKARTA - Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi. Langkah tersebut diambil setelah banyaknya permasalahan tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi, terutama setelah Ruyati dihukum pancung. Penghentian pengiriman TKI ini akan dilakukan hingga ada pranata di Arab Saudi yang menjamin perlindungan hukum dan hal lainnya yang diperlukan bagi tenaga kerja Indonesia.

Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, menilai keputusan yang dilakukan oleh pemerintah sudah tepat, karena TKI yang diberangkatkan tidak banyak menguntungkan mereka sendiri. Berikut petikan wawancara dengan Jusuf Kalla di Hotel Nikko Jakarta, Kamis (23/6/2011).

Apakah keputusan moratorium pemerintah ini akan efektif?

Memang harus ada penghentian secara permanen dalam jangka waktu bertahap. Saya sudah pernah menyampaikan kepada wakil presiden bahwa nanti semua TKW yang pembantu rumah tangga sudah waktunya kita hentikan.

Bukankah moratorium ini akan menimbulkan masalah baru yaitu meningkatnya jumlah angka pengangguran?

Tidak akan, jangan lupa kita mulai pengiriman TKW itu 20 tahun yang lalu. Dulu pendapatan per kapita kita masih 1000 sekarang 3000, berarti kan ekonomi sudah naik mestinya lapangan pekerjaan naik. Cuma satu caranya, kita buat distrik lebih banyak lagi karena begini, TKW itu umumnya dari Jawa. Kenapa begitu? Karena di Jawa itu khusus daerah-daerah pertanian itu tanah pertanian hanya sisa seperempat hektar per keluarga. Itu hanya cukup untuk dua orang. Itu baru dua orang, kalau satu keluarga ada lima orang itu berarti dua orang lagi harus kerja di luar, untuk ke luar itu harus di industri atau kerajinan atau perdagangan, karena penduduk Jawa begitu besarnya maka harus mempercepat industri dan lain-lain.

Salah satu kesulitannya distrik itu sebenarnya, karena itu kita bangun distrik lebih banyak lagi seperti rencana kita semula. Saya yakin itu bisa terserap.

Sedikit sekali kan tenaga kerja kita dari luar Jawa, karena di luar Jawa katakanlah lahan per orang masih luas jadi orang masih banyak yang menanam sayur atau bekerja di pertanian, kelapa sawit atau yang lainnya, tapi kalau di Jawa ini kan sempit sekali. Makanya kenapa sekian banyak TKW itu berasal dari Jawa. Jadi di Jawa harus dibuat infrastruktur lebih kuat, di luar Jawa juga, khususnya distrik. Kuncinya distrik. Pasti investasi manufacturing akan lebih besar.

Jangan lupa ya, TKW zaman dulu, katakanlah 10 tahun lalu gajinya empat kali lipat dari UMR Indonesia, sekarang sisanya hanya satu setengah kali, coba lihat gajinya cuma Rp1,8 juta, UMR kita 1,2 juta sekarang. Jadi bekerja diluar negeri sekarang tidak semenarik dulu, tidak lagi semanfaat dulu.

Sejak kapan hal itu terjadi, apakah sejak pemerintahan SBY ?

Iya sekarang kan ekonomi kita baik. Dulu gaji bekerja di luar bisa empat kali lipat sekarang kan tidak hanya satu setengahnya saja.

Apakah penyebab banyaknya yang bekerja ke luar negeri karena kegagalan transmigrasi?

Iya itu juga memang, otonomi juga. Kedua, akibat makin banyaknya TKW yang dikirim seperti di Saudi. Dulu di Saudi itu yang punya TKW atau pembantu rumah tangga itu yang berpenghasilan menengah ke atas, katakanlah kalau polisi pangkat kolonel ke atas, tapi sekarang yang letnan-letnan juga atau pegawai rendahan juga mau punya pembantu rumah tangga. Nah inilah yang sering tidak membayar gaji, sehingga sering menyiksa karena itu sudah seharusnya dihentikan.